Multimedianews.polri.go.id - JAKARTA. Jumat (08/12/2017). Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komjen Pol. Budi Waseso, mengungkapkan sulitnya menghentikan pasokan narkotika dari luar negeri ke Indonesia. Menurutnya, kendala tersebut dikarenakan adanya perbedaan aturan antar negara.
Menurutnya, sampai saat ini terdapat 11 negara pemasok yang aktif memasukkan barang haram tersebut ke Indonesia. Suplai terbesar untuk sabu dari negara China.
"Ada 11 negara aktif pemasok saya sudah ke sana bicara agar pasokannya bisa ditekan, tapi enggak bisa dihentikan," terangnya.
Selain itu, ia menuturkan ada data akurat yang menjelaskan jaringan narkotika China jadi pemasok sabu terbesar ke Indonesia.
"Saya miris dan terkejut karena di China itu terdata produksi sampai tingkat kabupaten/provinsi dan mereka bisa mendatakan produksi ini larinya ke mana, di beli oleh siapa dan pada akhirnya disispkan kepada khusus Indonesia," ujarnya.
Ia mengatakan pengalamannya dalam forum-forum internasional yang berkaitan dengan upaya pencegahan peredaran narkoba sering berakhir sia-sia. Sebab, ketika ada upaya menekan negara yang diduga menjadi pemasok narkotika, negara tersebut tak menggubrisnya.
"Ternyata pengalaman saya di negara-negara itu misalnya di konferensi internasional itu diserahkan ke negara masing-masing. Intinya negara lain enggak peduli dengan negara kita," ungkapnya.
Kepala BNN ini mengungkapkan bahwa, jumlah sabu yang dipasok dari China ke Indonesia tak sedikit. Jika ditotal, beratnya bahkan mencapai ribuan ton.
"Satu produksi sabu yang dipasok ke Indonesia sebanyak 200... (data tahun) 2016 lah, itu data dari dia 250 ton bentuk sabu. Prekusor yang terkirim ke Indonesia dari China, pasar gelap bukan resmi, itu 1.096,7 ton," terangnya.
(vi/lm/rp)
Post A Comment:
0 comments: